Jumat, 30 November 2018

Geliat Generasi Milenial Dengan Tema “Tekad Resonansi Kebangsaan Indonesia”


Tuban - Pendopo krido manunggal Tuban Kabupaten Tuban melaksanakan kegiatan geliat generasi milenial dengan tema “Tekad Resonansi kebangsaan Indonesia” dengan pembicara Dr. Ainur Rofiq Al Amin (Mantan aktifis HTI) sebagai penanggung jawab Bpk. Habib Mustofa (Ketua PMII Kab. Tuban) yang di hadiri sekitar 500 orang.Jum’at(30/11/2018)
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Dr. Ainur Rofiq Al Amin (Mantan aktifis HTI),Bpk. Zito Warsito (Ketua IKA PMII) ,Tokoh agama dan masyarakat, Bpk. Andik (Ketua HMI Tuban), Perwakilan Mahasiswa se Kab.Tuban, Perwakilan SMA, MAN, SMP dan MI se Kab.Tuban
Rangkaian kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan Yalal wathon dilanjutkan Sambutan Bpk. Habib Mustofa (Ketua PMII Kab. Tuban) yang intinya,”Ucapan terimakasih kasih kepada seluruh undangan dan panitia serta mahasiswa yang hadir di tempat ini guna mengikuti kegiatan geliat generasi milenial, Bahwa di indonesia harus mengajarkan kepada generasi muda atas berita-berita di medsos (Media Sosial) lebih khususnya lagi di Kab. Tuban.
Apapun yang sering di sebarkan terus menerus nanti akan jadi kebenarannya contoh bendera hati karena mereka takut umat islam bersatu untuk mari kita berpikir apakah perbuatan ini benar apa tidak.
Perlunya kita menjelaskan kepada generasi milenial hidup berakrab ria dengan medsos inilah generasi milenial yang perlu banyak belajar dan diajari untuk hidup, tumbuh dan berkembang baik cara tampilan diri, cara berfikir, cara bergaul, hingga sikap dan cara keberagamaannya.
Kemudian penyampaian Dr. Ainur Rofik yang intinya ,“Perlu kita mengembangkan teknologi agar kita bisa bersaing pada massa perkembangan zaman sekarang yang teknologi semakin maju,KabupatenTuban meminta kepada generasi muda atau generasi milenial agar selalu mencari perkembangan yang lagi berkembang jangan sampai mahasiswa terpengaruh dengan idiologi yang dapat menyesatkan kaum muda,Bahwa perlunya melarang kepada para generasi muda apabila ada di media sosial masalah agama agar dilarang menyebarkan karena berita-berita itu belum tentu kebenarannya,Kami meminta kepada generasi muda atau milinial akan dapat medsos yang berkomposisi dengan hoaks, adu domba, isu SARA serta dihubungkan dengan kepentingan politik ini semua akan merusak alam bawah sadar, pikiran, rasa, dan sikap generasi milenial,Ucap Rofik.
Acara kemudian dilanjutkan dengan seksi Tanya Jawab dengan dilanjutkan dengan Pembacaan maklumat satu tekad oleh Sdr. Habib Mustofa (Ketua PMII Tuban) dan diakhiri doa dipimpin oleh panitia.Kegiatan selesai dalam keadaan tertib dan aman
Bahwa Dialog Kebangsaan dengan pembicara Dr. Ainur Rofiq Al Amin (Mantan aktifis HTI) mengajak kepada seluruh masyarakat maupun mahasiswa mahasiswi agar kita harus  bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak dalam dunia maya.(Rozich)

Kasdim 0811/Tuban Ikuti Rapat Pokja Tekhnis Dan Pokja Ahli Dewan Hanpangan

 

Tuban - Dinas Pertanian kumpulkan seluruh anggota Kelompok Kerja (Pokja) Ahli dan Pokja Tehnis Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kab Tuban. Rapat berlangsung di lantai dua kantor setempat, di Jl.Mastrip No.5 Sidorejo Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban,Jawa Timur.Jumat(30/11/2018)
Diantaranya yg hadir  Sekda Tuban Dr.Ir.Budi Wiyana,M.Si ,Kasdim 0811/Tuban Mayor Arh Teguh Prasetyo Wasis Sos ,Ketua Gow Kab Tuban ny.Teguh Setyobudi, Ketua Pokja III Ny Tri Astuti,Perwakilan Mahasiswa UNAIR dan para tamu undangan sekitar 50-an anggota baik dari Pokja Ahli dan Tehnis secara bersungguh-sungguh mengikuti rapat untuk membahas sejumlah masukan yang akan disampaikan pada pemerintah. Masukan ini sebagai bahan pertimbangan Bupati untuk merumuskan kebijakan guna terwujudnya ketahanan pagan di Kota Tuban.
Sekda Tuban Dr. Ir. Budi Wiyana usai rapat menjelaskan tiga sub bagian pokok yang dihasilkan, yakni ; bidang ketersedian, distribusi, konsumsi dan kemanan pangan.
“Yang pertama di bagian ketersediaan. Bagaimana caranya tuban bisa menyediakan pangan yang bermutu, beragam dengan jumlah yang cukup,” katanya.
Sub bagian yang kedua menurut, Ir. Budi Wiyana adalah distribusi. Pada bagian ini berisi solusi agar bahan pangan yang diproduksi dapat diakses masyarakat dengan biaya terjangkau.
“Termasuk berbagai aspek, dari perdagangan, asosiasianya, perhubungan, dari Pekerjaan Umum (PU), jalannya harus bagus dan sebagainya,” terang Budi.
Aspek terakhir yang dihasilkan pada rapat ini menurut sekda  ialah konsumsi dan keamanan pangan. “Jadi pangan itu walaupun murah ya harus aman. Murah kalau mengandung boraks dan formalin dan sebagainya ini tidak bagus,” pungkasnya.
Dikatakan Budi Wiyana, hasil rapat itu akan disampaikan kepada Bupati Tuban dan wakilnya. “Jadi kita sarankan Pak Bupati nanti bagaimana caranya supaya Tuban ini seluruh makanannya bisa aman. Beberapa langkah misalnya pengontrolan, monitoring, pembinaan dan terus kita evaluasi bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk penciptaan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan dengan melibatkan seluruh isntansi dan masyarakat,” tutupnya.
Semua langkah-langkah itu,  akan ditempuh untuk terwujudnya peningkatkan Pola Pangan Harapan (PPH), Neraca Bahan Makanan (NBM) dan peningkatkan konsumsi hewani.
“Sehingga PPH kita meningkat skornya mendekati sekitar 88. Kemudian juga NBM kita mendorong pada kondisi yang surplus. Dan kita berharap juga nanti peningkatan konsumsi pangan hewani juga semakin meningkat dari tahun ke tahun,” pungkasnya.(Rozich)

Sabtu, 24 November 2018

Memotivasi Peternak Sapi Tradisional


Tuban – Saat ini usaha ternak sapi potong yang paling menguntungkan adalah penggemukan, memelihara sapi dari ukuran bakalan hingga ukuran siap untuk dipotong. Danramil 0811/06 Plumpang Kapten Arm. Teguh Hari Wibowo bersama Muspika kecamatan Plumpang saat melaksanakan KOMSOS ke peternak sapi jenis sapi peternak Ongole (SPO) desa Sumurjalak tepatnya di RT 03 RW 05 Bangolan milik bapak khamim. Sabtu, 24 Nop 2018.

Danramil 0811/06 Plumpang Kapten Arm. Teguh Hari Wibowo mengatakan, ”Selama ini usaha pembibitan sapi yang dilakukan para peternak tradisional kurang bisa dihandalkan produktifitasnya”. Usaha sapi lebih banyak dilakukan sebagai usaha sampingan atau tabungan keluarga, sehingga selalu kekurangan sapi bakalan. Ungkapnya

Dalam motivasinya Danramil menyampaikan bahwa sapi bisa dikembangbiakan dan memiliki nilai ekonomis. Sapi Pedaging Ongole (SPO) adalah jenis sapi paling banyak ditemukan di Indonesia. Sapi SPO sendiri disukai karena tekstur daging yanglembut dan sedikit lemak, sapi PO sangat cocok untuk daerah tropis dan banyak dibudidayakan di kecamatan Plumpang. ( Jack )


Lebih Dekat Dengan TNI, Anak-anak TK Kunjungi Koramil 0811/08 Widang

Tuban - Untuk mengenal lebih dekat profesi dan tugas TNI, siswa Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Desa Compreng, Kecamatan Wida...